RUANG LINGKUP ILMU FIKIH
Makna
ilmu fikih sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya mengandung hukum-hukum
yang berkaitan dengan perbuatan subyek hukum. Sedangkan perbuatan-perbuatan
hukum itu sendiri jenisnya berbagai macam ada yang terkait dengan Allah swt
semata, berkaitan dengan urusan dan kepentingan antar manusia dan berkaitan
dengan kepentingan publik. Untuk memudahkan dalam pembahasannya Ramadhan Ali
Sayyid As-sarnabusi membagi kajian fikih kedalam enam bidang.[1]
1.
Ilmu fikih yang berkaitan dengan tatacara
beribadah kepada Allah swt, membersihkan hati, membersihkan diri dari
akhlak-akhlak yang buruk dan perbaikan keadaaan masyarakat. Bentuk ilmu fikih
yang dipelajari pada bidang ini adalah ilmu tentang shalat, puasa, zakat dan
haji.
2.
Ilmu fikih yang berkaiatan dengan urusan rumah
tangga dan segala ketentuan dan aturannya. Mulai dari pernikahan, talak, rujuk,
iddah, warisan dan persoalan-persoalan keluarga yang sejenis. Rumpun pembahasan
fiqih ini dinamakan dengan al-ahwal asy-syakhsiyyah.
3.
Ilmu fikih yang membahas tentang hubungan
pengelolaan harta antar sesama manusia. Mulai dari jual beli, sewa menyewa,
gadai, syirkah, riba dan lain-lain.
4.
Ilmu fikih yang berkaitan dengan gugatan,
putusan, dan pembuktian. Dalam ilmu hukum pembahasan ini masuk dalam ruang
lingkup hukum formil
5.
Ilmu fikih yang membahas tentang
perbuatan-perbuatan pidana serta sangsinya, baik perbuatan serta sangsi yang
tertera dalam al-Qur’an dan hadits yang dinamakan dengan hudud ataupun
yang menjadi ijtihad ulama serta keputusan pemerintah yang dinamakan dengan ta’zir.
6.
Ilmu fikih yang membahas tentang aturan-aturan
dalam peperangan, jihad, perjanjian, gencatan senjatan dan hubungan diplomatik
antara umat Islam dengan non muslim
Komentar
Posting Komentar